Aplikasi Jembatan Wheatstone pada Sensor Resistif
Secara teori, kita bisa saja tidak menggunakan jembatan Wheatstone untuk salah
satu pengondisi sensor strain gauge layaknya gambar di
atas; maksudnya, kita bisa saja membuat rangkaian sederhana dengan sebuah
baterai dan sebuah strain gauge; namun rangkaian sederhana seperti
itu tidak dapat merespon perubahan resistansi yang sangat kecil seperti
jembatan Wheatstone. Dengan jembatan Wheatstone, perubahan kecil
resistansi strain gauge dapat terdeteksi.
Sensor adalah piranti yang dapat mendeteksi/merasa perubahan suatu besaran
fisika (misalnya tekanan atau gaya) dan kemudian melaporkannya sebagai besaran
listrik. Transduser adalah piranti yang dapat meng-konversi suatu bentuk energi
menjadi bentuk energi lainnya (biasanya energi listrik) untuk keperluan
pengukuran. Sensor resistif adalah sensor yang bilamana ada suatu besaran
fisika yang mengenainya, maka resistansinya akan berubah (R-nya
berubah). Contoh di artikel ini adalah sensor strain-gauge, sensor
ini adalah sensor gaya dan tekanan; apabila dikenai gaya atau tekanan maka
bentuknya akan berubah, perubahan bentuknya ini menyebabkan resistansinya
berubah pula.
Ingat kembali dasar resistansi berikut ini
Jika panjang (l) suatu bahan berubah maka resitansi bahan tersebut
akan berubah, begitu pula jika luas permukaan (A) yang dilalui arus
listriknya berubah.
Jembatan Wheatstone yang
diaplikasikan pada sensor bekerja dengan prinsip yang berkebalikan dengan
jembatan Wheatstone yang diaplikasikan untuk mengetahui besarnya hambatan suatu
resistor. Maksudnya, jembatan Wheatstone yang diaplikasikan untuk mengetahui
besarnya Rx, pada mulanya Galvanometer belum seimbang,
tidak menunjukkan skala nol; dan kita mengubah-ubah besarnya hambatan resistor
yang dipakai (dengan menggeser-geser kabel penghubung) sampai Galvanometer
menunjukkan skala nol atau seimbang. Berkebalikan dengan hal tersebut,
jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor strain gauge pada
mulanya sudah dibuat seimbang, jika ada gaya yang mengenainya maka bentuk strain
gauge ini akan berubah dan menyebabkan resistansinya berubah pula,
karena jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor tersebut pada mulanya
seimbang, maka karena perubahan resistansi sensor strain gauge,
akhirnya jembatan Wheatstone sudah tidak dalam keadaan seimbang lagi, ada
tegangan yang muncul pada kabel AB (atau Galvanometer). Nah
besarnya tegangan pada kabel AB ini sebanding dengan besarnya
gaya yang diterima oleh sensor strain gauge; dengan faktor konversi
tertentu, kita bisa mengetahui besarnya gaya yang bekerja pada sensor tersebut.
Jika kita telusuri dari awal:
Tekanan atau gaya à Perubahan bentuk sensor strain
gauge à Perubahan resistansi
sensor strain gauge à Jembatan Wheatstone tidak seimbang à Tegangan
muncul
Tegangan yang muncul dari ketidakseimbangan jembatan Wheatstone oleh karena
perubahan resistansi sensorstrain gauge sangatlah kecil karena
perubahan resistansinya juga kecil; hanya dalam orde milivolt dengan tegangan
input E = 12 Volt. Pada rangkaian listrik sensor, selain
menggunakan jembatan Wheatstone pastilah menggunakan penguat tegangan agar
tegangan yang kecil ini diperbesar beberapa ratus kali dan kemudian dapat lebih
mudah dibaca oleh alat ukur.
Adapun persamaan sederhana tegangan pada kabel AB jika
jembatan Wheatstone tidak seimbang adalah sebagai berikut
Untuk aplikasinya pada sensor tentu saja tidak sesederhana seperti
persamaan di atas, namun persamaan di atas secara sederhana menunjukkan jika
resitansi sensor (Rx) berubah maka tegangan pada kabel AB
juga berubah.
Berikut gambar yang dapat membantu memahami prinsip jembatan Wheatstone
pada sensor resistif secara lebih gamblang.
Contoh kasus sederhana:
Jika suatu batang dengan modulus Young Y, resistansi
mula-mulanya R, resistivitas ρ dan panjang
mula-mula Ldijadikan strain gauge maka berapakah
tegangan yang terbaca jika strain gauge tersebut dikenai gaya
tarik sebesar F? Berapa pula faktor konversi strain gauge tersebut?
Asumsi: kita menggunakan jembatan
Wheatstone dengan R1, R2,
dan R3 sebesar R. Tidak ada perubahan
luas penampang strain gauge selama dikenai gaya. Tegangan
input sebesar E.
Kita cari tahu dulu berapa panjangnya sekarang (L’) karena tarikan
gaya.
Dari definisi modulus Young yaitu perbandingan stress dengan strain bahan
didapatkan
Sekarang kita cari tahu besar resistansinya ketika strain gauge memanjang
Kita hitung tegangan listrik pada AB karena perubahan
resistansinya (R’= Rx)
Akhirnya didapatkan
Faktor konversinya adalah hasil pembagian antara tegangan listrik yang
muncul di AB dengan gaya yang menyebabkan munculnya tegangan
listrik tersebut.
Artinya, dengan faktor konversi ini, jika strain gauge kita
diberi gaya tarik sebesar F = 1000 newton, maka tegangan yang
muncul adalah sebesar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar