profil

Kamis, 25 Juni 2015

Aplikasi Jembatan Wheatstone

Aplikasi Jembatan Wheatstone pada Sensor Resistif








Secara teori, kita bisa saja tidak menggunakan jembatan Wheatstone untuk salah satu pengondisi sensor strain gauge layaknya gambar di atas; maksudnya,  kita bisa saja membuat rangkaian sederhana dengan sebuah baterai dan sebuah strain gauge; namun rangkaian sederhana seperti itu tidak dapat merespon perubahan resistansi yang sangat kecil seperti jembatan Wheatstone. Dengan jembatan Wheatstone, perubahan kecil resistansi strain gauge dapat terdeteksi.


Sensor adalah piranti yang dapat mendeteksi/merasa perubahan suatu besaran fisika (misalnya tekanan atau gaya) dan kemudian melaporkannya sebagai besaran listrik. Transduser adalah piranti yang dapat meng-konversi suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya (biasanya energi listrik) untuk keperluan pengukuran. Sensor resistif adalah sensor yang bilamana ada suatu besaran fisika yang mengenainya, maka resistansinya akan berubah (R-nya berubah). Contoh di artikel ini adalah sensor strain-gauge, sensor ini adalah sensor gaya dan tekanan; apabila dikenai gaya atau tekanan maka bentuknya akan berubah, perubahan bentuknya ini menyebabkan resistansinya berubah pula.



Ingat kembali dasar resistansi berikut ini


Jika panjang (l) suatu bahan berubah maka resitansi bahan tersebut akan berubah, begitu pula jika luas permukaan (A) yang dilalui arus listriknya berubah.

Jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor bekerja dengan prinsip yang berkebalikan dengan jembatan Wheatstone yang diaplikasikan untuk mengetahui besarnya hambatan suatu resistor. Maksudnya, jembatan Wheatstone yang diaplikasikan untuk mengetahui besarnya Rx, pada mulanya Galvanometer belum seimbang, tidak menunjukkan skala nol; dan kita mengubah-ubah besarnya hambatan resistor yang dipakai (dengan menggeser-geser kabel penghubung) sampai Galvanometer menunjukkan skala nol atau seimbang.  Berkebalikan dengan hal tersebut, jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor strain gauge pada mulanya sudah dibuat seimbang, jika ada gaya yang mengenainya maka bentuk strain gauge ini akan berubah dan menyebabkan resistansinya berubah pula, karena jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor tersebut pada mulanya seimbang, maka karena perubahan resistansi sensor strain gauge, akhirnya jembatan Wheatstone sudah tidak dalam keadaan seimbang lagi, ada tegangan yang muncul pada kabel AB (atau Galvanometer). Nah besarnya tegangan pada kabel AB ini sebanding dengan besarnya gaya yang diterima oleh sensor strain gauge; dengan faktor konversi tertentu, kita bisa mengetahui besarnya gaya yang bekerja pada sensor tersebut.


Jika kita telusuri dari awal:
Tekanan atau gaya à  Perubahan bentuk sensor strain gauge à Perubahan  resistansi sensor strain gauge à Jembatan Wheatstone tidak seimbang à Tegangan muncul

Tegangan yang muncul dari ketidakseimbangan jembatan Wheatstone oleh karena perubahan resistansi sensorstrain gauge sangatlah kecil karena perubahan resistansinya juga kecil; hanya dalam orde milivolt dengan tegangan input E = 12 Volt. Pada rangkaian listrik sensor, selain menggunakan jembatan Wheatstone pastilah menggunakan penguat tegangan agar tegangan yang kecil ini diperbesar beberapa ratus kali dan kemudian dapat lebih mudah dibaca oleh alat ukur.

Adapun persamaan sederhana tegangan pada kabel AB jika jembatan Wheatstone tidak seimbang adalah sebagai berikut


Untuk aplikasinya pada sensor tentu saja tidak sesederhana seperti persamaan di atas, namun persamaan di atas secara sederhana menunjukkan jika resitansi sensor (Rx) berubah maka tegangan pada kabel AB juga berubah.

Berikut gambar yang dapat membantu memahami prinsip jembatan Wheatstone pada sensor resistif secara lebih gamblang.


Contoh kasus sederhana:
Jika suatu batang dengan modulus Young Y, resistansi mula-mulanya R, resistivitas ρ dan panjang mula-mula Ldijadikan strain gauge maka berapakah tegangan yang terbaca jika strain gauge tersebut dikenai gaya tarik sebesar F? Berapa pula faktor konversi strain gauge tersebut?
Asumsi: kita menggunakan jembatan Wheatstone dengan R1R2, dan R3 sebesar R. Tidak ada perubahan luas penampang strain gauge selama dikenai gaya. Tegangan input sebesar E.




Kita cari tahu dulu berapa panjangnya sekarang (L’) karena tarikan gaya.
Dari definisi modulus Young yaitu perbandingan stress dengan strain bahan


didapatkan



Sekarang kita cari tahu besar resistansinya ketika strain gauge memanjang



Kita hitung tegangan listrik pada AB karena perubahan resistansinya (R’= Rx)


Akhirnya didapatkan




Faktor konversinya adalah hasil pembagian antara tegangan listrik yang muncul di AB dengan gaya yang menyebabkan munculnya tegangan listrik tersebut.




Artinya, dengan faktor konversi ini, jika strain gauge kita diberi gaya tarik sebesar F = 1000 newton, maka tegangan yang muncul adalah sebesar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar