profil

Senin, 29 Juni 2015

rangkaian seri, paralel, dan campuran

Rangkaian Listrik

Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. Salah satu contoh listrik dinamis adalah pada baterai. Baterai mempunyai kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif (+) adalah ujung baterai dengan tonjolan kecil. Sementara, kutub negatif (–) adalah ujung baterai yang rata (biasanya mengilap). Jika kedua kutub dihubungkan dengan kabel, elektron mengalir dari kutub positif menuju kutub negatif. Aliran elektron ini disebut arus listrik. Ketika arus listrik melewati lampu, arus listrik menyebabkan lampu menyala. Ketika salah satu ujung kabel dilepas dari kutub baterai, lampu akan mati karena elektorn tidak dapat mengalir. Arus listrik hanya dapat menyala pada rangkaian tertutup.

 Rangkaian Seri
 

Rangkaian seri adalah rangkaian listrik yang terdiri dari dua buah lampu atau lebih yang disusun secara berderet atau berurutan. Demikian pula dengan sumber tegangan juga dihubungkan secara berderet. Pada rangkaian seri apabila salah satu lampu diputuskan ( mati ) maka lampu yang lain juga juga akan mati. Perhatikan gambar disamping jika saklar dimatikan maka kedua buah lampu akan mati semua. Hal ini merupakan salah satu erugian jika kita menggunakan rangkaian seri. Bayangkan jika rangkaian listrik di rumah menggunakan rangkaian seri.

 Rangkaian Paralel

 

Rangkaian paralel terbentuk jika dua buah bola lampu atau lebih dihubungkan secara berjajar. Kutub lampu sejenis dihubungkan ke kutub baterai yang sama. Pada rangkaian paralel jika salah satu lampu diputuskan ( mati ), lampu yang lainya tetap menyala. Hal ini terjadi karena lampu yang lain masih terhubung dengan sumber arus listrik. Perhatikan gambar di samping, jika saklar 1 (s1) dimatikan maka yang mati hanya lampu 4 dan 5 sedangkan lampu 1, 2, dan 3 tetap menyala. Jika saklar 2 (s2) dimatikan yang mati hanya lampu 1, 2, dan 3 sedangkan lampu 4 dan 5 tetap menyala.

 Rangkaian campuran

 

Rangkaian campuran merupakan gabungan dari rangkaian seri dan rangkaian paralel. Perhatikan gamabar di samping pada rangkaian listrik dengan garis merah menunjukkan rangkaian seri, jika saklar 3 dimatikan maka lampu 4 dan lampu 5 akan mati. Sedangkan rangkaian listrik dengan garis biru menunjukan rangkaian paralel. Jika saklar 1 dimatikan lampu yang mati hanya lampu 1 saja, demikian juga jika saklar 2 dimatikan lampu yangmati hanya lampu 2 saja. Keuntungan rangkaian seri adalah hemat kabel, dan rangkaiannya sederhana sehingga membuatnya pun mudah. Kerugiannya pada saat satu lampu mati, yang lain juga mati. Begitu juga pada nyala lampunya, tidak terang (redup). Energinya juga boros, karena digambarkan 1R+1R+1R. Sementara rangkaian paralel adalah 1/R+1/R+1/R. Sementara keuntungan dan kerugian rangkaian paralel adalah kebalikan dari kerugian dan keuntungan seri. Sedang yang disebut rangkaian rumit adalah rangkaian gabungan antara paralel dan seri. Contohnya adalah lampu di rumah.

SUMBER ARUS SEARAH DARI PROSES KIMIAWI

SUMBER ARUS SEARAH DARI PROSES KIMIAWI 

  • Elemen Primer 

Elemen primer adalah elemen elektrokimia yang memerlukan pergantian bahan pereaksi setelah sejumlah energi di bebaskan pada rangkaian luarnya. Contohnya yaitu elemen volta, elemen Daniel, elemen Leclanche, dan elemen Weston

  • Elemen Sekunder 

Elemen sekunder adalah elemen elektrokimia yang dapat memperbaharui bahan-bahan pereaksinya dengan jalan dialiri arus listrik searah dari sumber lain yang arahnya berlawanan dengan arah arus listrik yang dihasilkan elemen tersebut. Contoh:

 

ENERGI DAN DAYA LISTRIK 


  • Perubahan Energi Listrik Menjadi Energi Kalor 

Tegangan atau beda potensial didefinisikan sebagai perubahan energi potensial tiap satuan muatan.

 
 Dengan mengingat bahwa V = IR dan q = I.t, maka:

 

  • Daya Listrik

Daya didefinisikan sebagai energi tiap satuan waktu.

 

  •  Hubungan Antara Daya Terpasang Dan Daya Tertera Pada Alat Listrik

 

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH 

Timbulnya arus listrik dalam suatu rangkaian listrik 
Syarat terjadinya arus listrik dalam suatu rangkaian listrik adalah:

  1. Adanya partikel bermuatan listrik sebagai pembawa muatan 
  2. Adanya beda potensial atau tegangan di antara ujung-ujung rangkaian 
  3. Adanya rangkaian tertutup  

Kuat arus adalah jumlah muatan listrik yang mengalir setiap satuan waktu. Secara matematis, dapat di rumuskan sebagai:

 

Kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dapat diukur dengan menggunakan amperemeter. Caranya adalah dengan memasang seri alat tersebut terhadap sumber tegangan. Untuk mengukur tegangan dalam suatu rangkaian dapat di gunakan alat yang disebut voltmeter. Caranya adalah dengan memasang paralel alat tersebut terhadap sumber tegangan; yaitu dengan menghubungkan ujung-ujung voltmeter dengan ujung-ujung titik terminal rangkaian.
Hukum Ohm Berdasarkan hasil eksperimen, didapat hubungan antara tegangan (V) dan uat arus (I), yang dapat digambarkan seperti berikut:

 

Bentuk persamaan dari grafik diatas adalah:

V = (tg α) I

Nilai tg α ini ternyata menyatakan besarnya hambatan (R) yang diderita partikel bermuatan listrik dalam pergerakannya. Sehingga diperoleh suatu hubungan:



Yang lebih dikenal sebagai hukum ohm. Hambatan suatu penghantar Besarnya hambatan suatu penghantar, dapat dirumuskan sebagai:



Hukum I kirchoff menyatakan bahwa “ kuat arus yang masuk dalam suatu titik cabang sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik cabang itu” Perhatikan gambar berikut:

 

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa jumlah aljabar arus yang masuk ketitik cabang dan yang keluar dari titik cabang sama dengan nol. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai:

 

Hukum II Kirchoff menyatakan bahwa “dalam suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak listrik sama dengan jumlah aljabar penurunan potensial”. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut:

 
Dengan ketentuan:
E > 0 ; bila loop bergerak dari kutub negatif ke kutub positif ( pengosongan muatan)
E < 0 ; bila loop bergerak dari kutub positif ke kutub negatif (pengisian muatan)
I > 0 ; bila arah loop searah dengan arah arus
I < 0 ; bila arah loop berlawanan dengan arah arus

nyunyun physics: SIFAT KEMAGNETAN

nyunyun physics: SIFAT KEMAGNETAN: SIFAT KEMAGNETAN SUATU BAHAN  Bahan-bahan dialam ini, dapat digolongkan menjadi 3, yaitu: Bahan ferromagnetik, mempunyai sifat: ditarik...

SIFAT KEMAGNETAN

  • SIFAT KEMAGNETAN SUATU BAHAN 
Bahan-bahan dialam ini, dapat digolongkan menjadi 3, yaitu:
  1. Bahan ferromagnetik, mempunyai sifat: ditarik sangat kuat oleh medan magnetik dan mudah ditembus oleh medan magnetik 
  2. Bahan paramagnetik, mempunyai sifat: ditarik dengan lemah oleh medan magnetik dan dapat ditembus oleh medan magnetik 
  3. Bahan diamagnetik, mempunyai sifat: ditolak dengan lemah oleh medan magnetik dan Sukar, bahkan tidak dapat ditembus oleh medan magnetik 
Sifat ferromagnetik bahan pada umumnya dimiliki oleh bahan itu juka berada dalam fase padat; dalam fase cair, bahan-bahan seperti besi, tembaga dan sebagainya tidak menunjukan sifat ferromagnetik. Bahkan dalam bentuk padat pun, sifat ferromagnetik bisa hilang jika suhunya dinaikkan hingga melebihi suhu Curie; diatas suhu ini, bahan ferromagnetik berubah sifatnya menjadi bahan paramagnetik. Suhu Curie untuk setiap bahan berbeda-beda;


  • KUAT MEDAN MAGNETIK 
 Permeabilitas relatif suatu bahan Permeabilitas relatif suatu bahan dirumuskan sebagai:

 



Harga permeabilitas relatif untuk bahan:
Ferromagnetik: µr >>> 1
Paramagnetik: µr ≈ 1 (sedikit diatas 1)
Diamagnetik: µr < 1
Kuat medan magnetik dalam kumparan dapat diperkuat dengan pemasangan inti ferromagnetik.



untuk bahan ferromagnetik µr >>> 1
B = kuat medan magnet dengan inti besi (ferromagnetik)
B0 = kuat medan magnetik tanpa inti besi (udara)

nyunyun physics: INTERAKSI ELEKTROSTATIK

nyunyun physics: INTERAKSI ELEKTROSTATIK: INTERAKSI ELEKTROSTATIK Jenis-jenis muatan listrik  Benyamin Franklin membagi muatan listrik menjadi dua, yaitu muatan listrik positif d...

INTERAKSI ELEKTROSTATIK

INTERAKSI ELEKTROSTATIK
  • Jenis-jenis muatan listrik 
Benyamin Franklin membagi muatan listrik menjadi dua, yaitu muatan listrik positif dan muatan listrik negatif.
  1. Muatan listrik positif adalah muatan listrik yang sejenis dengan muatan batang kaca yang di gosok kain sutera 
  2. Muatan listrik negatif adalah muatan listrik yang sejenis dengan muatan batang plastik yang digosok rambut 
  • Partikel pembawa muatan listrik 
Partikel pembawa muatan listrik positif adalah proton, sedangkan partikel pembawa muatan listrik negatif adalah elektron.
  • Pengertian benda bermuatan dan benda netral 
  1. Benda bermuatan positif Suatu benda bermuatan positif jika benda itu tersusun dari atom-atom bermuatan positif. Suatu atom bermuatan positif jika jumlah proton lebih besar dari jumlah elektron.
  2. Benda bermuatan negatif Suatu benda bermuatan negatif jika benda itu tersusun dari atom-atom bermuatan negatif. Suatu atom bermuatan negatif jika jumlah elektron lebih besar dari jumlah proton.
  3. Benda netral Suatu benda dikatakan netral jika jumlah proton sama dengan jumlah elektron. 
  • Gaya coulumb antara dua muatan listrik 
Gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua titik bermuatan listrik sebanding dengan besar muatan masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda titik bermuatan tersebut. Secara matematis dirumukan sebagai:


Keterangan:
Jika q1 dan q2 sejenis (+ dengan +, atau – dengan –), maka gayanya berupa gaya tolak-menolak.
Jika q1 dan q2 tidak sejenis (+ dengan –, atau – dengan +), maka gayanya berupa gaya tarik-menarik.
  • Resultan gaya coulumb di suatu titik bermuatan 
Resultan gaya coulumb di suatu titik bermuatan, dirumuskan sebagai:


Keterangan:
q = muatan yang ditinjau
qi = muatan-muatan yang berinteraksi dengan q
ri = jarak masing-masing muatan yang berinteraksi dengan q terhadap muatan q
 tanda (+) dan (-) tergantung pada penentuan tanda untuk arah, bukan pada jenis-jenis muatan yang berinteraksi dengan q.

nyunyun physics: Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Energi Potensi...

nyunyun physics: Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Energi Potensi...: Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Energi Potensial Listrik Hukum Hukum Gauss Gauss Hukum Gauss menyatakan bahwa jumlah seluruh garis ...

Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Energi Potensial Listrik Hukum

Hukum Gauss, Potensial Listrik, dan Energi Potensial Listrik Hukum
  • Hukum Gauss
Gauss Hukum Gauss menyatakan bahwa jumlah seluruh garis medan listrik yang menembus suatu permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan listrik yang di lingkupi permukaan tersebut. Secara matematis, hukum Gauss ditulis dengan persamaan berikut:

  • Energi Potensial listrik
Energi Potensial Listrik Energi potensial listrik adalah energi yang dimiliki oleh suatu muatan listrik di dalam medan listrik. Apabila sebuah muatan berpindah terhadap muatan sumber, muatan tersebut dikatakan melakukan usaha. Usaha yang dilakukan oleh muatan itu sebesar selisih energi potensial pada kedudukan asal muatan terhadap kedudukan akhir muatan.

Atau

Suatu muatan yang dipengaruhi oleh medan listrik dengan beberapa muatan, energi potensial pada muatan tersebut sebanding dengan jumlah aljabar dan energi potensial masing-masing sumber.


  • Potensial Listrik
Potensial Listrik Potensial listrik disuatu titik adalah besarnya energi petensial tiap satuan muatan positif (+) yang berada dititik tersebut. Potensial listrik disuatu titik dirumuskan sebagai berikut:
1. Medan listrik homogen

2. Medan listrik tak homogen
Potensial muatan suatu titik yang berjarak r dari sumber muatan q adalah

3. Hukum kekekalan energi mekanik
Gerak partikel bermuatan dalam medan listrik dapat dianggap memenuhi hukum kekekalan energi mekanik.


 
4. Konduktor dua keping sejajar

Pada konduktor dua keping sejajar berlaku:

5. Konduktor bola
Besarnya potensial listrik di permukaan dan di dalam bola konduktor dirumuskan sebagai berikut:

Sabtu, 27 Juni 2015

nyunyun physics: Aplikasi Jembatan Wheatstone

nyunyun physics: Aplikasi Jembatan Wheatstone: Aplikasi Jembatan Wheatstone pada Sensor Resistif Secara teori, kita bisa saja tidak menggunakan jembatan Wheatstone untuk...

nyunyun physics: Jenis-jenis Kapasitor

nyunyun physics: Jenis-jenis Kapasitor: Terdapat dua jenis kapasitor secara mendasar, yaitu: 1.        kapasitor/kondensator polar,  kapasitor polar memiliki kutub positif dan...

nyunyun physics: KAPASITOR

nyunyun physics: KAPASITOR: Kapasitor adalah perangkat  k omponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipis...

Jumat, 26 Juni 2015

Jenis-jenis Kapasitor

Terdapat dua jenis kapasitor secara mendasar, yaitu:
1.      kapasitor/kondensator polar, 
kapasitor polar memiliki kutub positif dan negatif yang pada pemasangannya tidak boleh terbalik karena dapat menyebabkan kerusakan bahkan ledakan.
2.      kapasitor/kondensator non polar,
kapasitor ini dapat dipasang secara bolak-balik pada suatu rangkaian elektronik tanpa memperhatikan kutub-kutubnya.

Jenis-jenis dielektrikum untuk pembuatan kapasitor/kondensator antara lain:
1.      kapasitor elektrolit/ electrolite condensator (ELCO)


merupakan jenis kapasitor polar yang memiliki dua kutub yaitu kutub positif dan kutub negatif. Tanda untuk kutub negatif adalah sebuah garis tanda putih di sepanjang badan kapasitor. Nilai untuk jenis kapasitor elektrolit dapat dilihat pada bodi kapasitor.
2.      kapasitor keramik


nilai kapasitor keramik sangat kecil dan bagus digunakan pada jangkauan tegangan yang luas hingga 1000 volt. Bentuk dari kapasitor keramik beragam, karena sifatnya yang stabil maka kapasitor jenis keramik ini sangat bagus digunakan pada freekuensi tinggi. Kapasitor keramik termasuk ke dalam jenis non-polar, sehingga pemasangannya dapat di bolak-balik.
3.      kapasitor mika


kapasitor ini memiliki karakter yang hampir sama dengan kapasitor keramik. Sifatnya yang stabil memungkinkan cocok digunakan pada frekuensi tinggi.
4.      kapasitor polyester


memiliki kapasitansi cukup stabil. Nilai kapasitor polyester  anatara 100pF hingga 2F dengan toleransi 5% , tegangan maksimum kerjanya hingga 400 volt.
5.      kapasitor kertas


sama seperti kapasitor polyester, memiliki kestabilan kerja yang cukup dan bagus di gunakan pada frekuensi tinggi. Nilai kapasitansi kapasitor berkisar antara 10nF sampai dengan 10uF, dengan toleransi rata-rata 10%. Mampu bekerja dengan tegangan hingga 600 volt.
6.      kapasitor variable


sesuai dengan namanya yaitu kapasitor variable, nilai kapasitansinya dapat berubah-ubah. Dengan memutar poros pada kapasitor maka akan didapatkan nilai kapasitansi yang berubah-ubah. Kapasitor ini memiliki kapasitansi 100pF hingga 500pF.
7.      kapasitor trimmer


Memiliki kapasitansi hingga 100pF dan biasanya dipasang pararel dengan variable kapasitor untuk mendapatkan nilai lebih akurat pada pengatur gelombang frekuensi

Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik antara lain:



  1. sebagai kopling antar rangkaian
  2. penghematan daya listrik
  3. penyaring dalam rangkaian catu daya (power supply)
  4. meredan nois atau ripple
  5. menghindari loncatan api saat sakelar beban listrik dihubungkan (peredam kejut)

Kamis, 25 Juni 2015

KAPASITOR

Kapasitor adalah perangkat komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik) pada tiap konduktor atau yang disebut keping. Kapasitor biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan komponen listrik dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya hampir sama dengan resistor yang juga termasuk ke dalam komponen pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng logam (konduktor) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau isolator banyak disebut sebagai bahan zat dielektrik.

Gambar Kapasitor

Pengertian Kapasitor
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua komponen tersebut berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini terdapat beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain kertas, mika, plastik cairan dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya. Dalam rangkaian elektronika, kapasitor sangat diperlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan. Selain itu, kapasitor juga dapat menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, dapat memilih panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (Power Supply).
Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai penyimpan arus atau tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor dapat berfungsi sebagai isulator (penahan arus listrik), sedangkan untuk arus AC, kapasitor berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik). Dalam penerapannya, kapasitor banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring, perata tegangan yang digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang AC (Isolator) dan masih banyak lagi penerapan lainnya.
Jenis-Jenis Kapasitor dalam rangkaian elektronika terbagi menjadi 2 macam, yaitu kapasitor polar dan kapasitor non polar. Yang di maksud kapasitor polar adalah jenis kapasitor yang memiliki dua kutub dan mempunyai polaritas positif/negatif. Kapasitor ini terbuat dari bahan elektrolit yang mempunyai nilai kapasitansi yang besar di bandingkan dengan kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik.
Sedangkan yang di maksud kapasitor non polar adalah jenis kapasitor tidak memiliki polaritas postif dan negatif pada kedua kutubnya. Kapasitor ini juga dapat kita gunakan secara berbalik. Kapasitor ini biasanya memiliki nilai kapasitansi yang kecil karena terbuat dari bahan keramik dan mika. Meskipun kedua jenis kapasitor ini banyak digunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi masih banyak perbedaan dari kedua jenis tersebut, di antaranya adalah bahan yang digunakan dan juga fungsi kegunaannya dalam sehari-hari.

Gambar Jenis-Jenis Kapasitor

Jenis-Jenis Kapasitor
Jenis kapasitor juga dapat kita bedakan menjadi beberapa bagian, yaitu jenis kapasitor keramik, kapasitor elektrolit (elco), kapasitor tantalum, kapasitor multilayer, kapasitor polyester film, elekctric double, super kapasitor, trimer dan kapasitor tuning.
Sifat dasar kapasitor adalah menyimpan muatan listrik dan tidak dapat dilalui arus DC (Direct Current) tetapi dapat dilalui arus AC (Alternating Current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (Resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi). Berdasarkan nilai kapasitansinya, kapasitor di bagi menjadi 2 bagian, yaitu kapasitor tetap dan kapasitor variable.
Untuk jenis-jenis kapasitor multilayer adalah kapasitor yang terbuat dari bahan material. Kapasitor ini hampir sama dengan kapasitor keramik, perbedaannya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya. Bahan dielektrik disusun dengan banyak lapisan dengan ketebalan 10 sampai 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang murni. Selain itu, bentuk dari jenis kapasitor ini juga kecil dan memiliki karakteristik suhu yang bagus di bandingkan dengan kapasitor lainnya.
Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronika adalah sebagai penghubung pada masing-masing bagian dalam rangkaian, memisahkan arus bolak-balik dari arus searah, sebagai filter pada rangkaian catu daya, sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian elektronik pemancar dan juga menghemat daya listrik pada rangkaian lampu TL.

Aplikasi Jembatan Wheatstone

Aplikasi Jembatan Wheatstone pada Sensor Resistif








Secara teori, kita bisa saja tidak menggunakan jembatan Wheatstone untuk salah satu pengondisi sensor strain gauge layaknya gambar di atas; maksudnya,  kita bisa saja membuat rangkaian sederhana dengan sebuah baterai dan sebuah strain gauge; namun rangkaian sederhana seperti itu tidak dapat merespon perubahan resistansi yang sangat kecil seperti jembatan Wheatstone. Dengan jembatan Wheatstone, perubahan kecil resistansi strain gauge dapat terdeteksi.


Sensor adalah piranti yang dapat mendeteksi/merasa perubahan suatu besaran fisika (misalnya tekanan atau gaya) dan kemudian melaporkannya sebagai besaran listrik. Transduser adalah piranti yang dapat meng-konversi suatu bentuk energi menjadi bentuk energi lainnya (biasanya energi listrik) untuk keperluan pengukuran. Sensor resistif adalah sensor yang bilamana ada suatu besaran fisika yang mengenainya, maka resistansinya akan berubah (R-nya berubah). Contoh di artikel ini adalah sensor strain-gauge, sensor ini adalah sensor gaya dan tekanan; apabila dikenai gaya atau tekanan maka bentuknya akan berubah, perubahan bentuknya ini menyebabkan resistansinya berubah pula.



Ingat kembali dasar resistansi berikut ini


Jika panjang (l) suatu bahan berubah maka resitansi bahan tersebut akan berubah, begitu pula jika luas permukaan (A) yang dilalui arus listriknya berubah.

Jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor bekerja dengan prinsip yang berkebalikan dengan jembatan Wheatstone yang diaplikasikan untuk mengetahui besarnya hambatan suatu resistor. Maksudnya, jembatan Wheatstone yang diaplikasikan untuk mengetahui besarnya Rx, pada mulanya Galvanometer belum seimbang, tidak menunjukkan skala nol; dan kita mengubah-ubah besarnya hambatan resistor yang dipakai (dengan menggeser-geser kabel penghubung) sampai Galvanometer menunjukkan skala nol atau seimbang.  Berkebalikan dengan hal tersebut, jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor strain gauge pada mulanya sudah dibuat seimbang, jika ada gaya yang mengenainya maka bentuk strain gauge ini akan berubah dan menyebabkan resistansinya berubah pula, karena jembatan Wheatstone yang diaplikasikan pada sensor tersebut pada mulanya seimbang, maka karena perubahan resistansi sensor strain gauge, akhirnya jembatan Wheatstone sudah tidak dalam keadaan seimbang lagi, ada tegangan yang muncul pada kabel AB (atau Galvanometer). Nah besarnya tegangan pada kabel AB ini sebanding dengan besarnya gaya yang diterima oleh sensor strain gauge; dengan faktor konversi tertentu, kita bisa mengetahui besarnya gaya yang bekerja pada sensor tersebut.


Jika kita telusuri dari awal:
Tekanan atau gaya à  Perubahan bentuk sensor strain gauge à Perubahan  resistansi sensor strain gauge à Jembatan Wheatstone tidak seimbang à Tegangan muncul

Tegangan yang muncul dari ketidakseimbangan jembatan Wheatstone oleh karena perubahan resistansi sensorstrain gauge sangatlah kecil karena perubahan resistansinya juga kecil; hanya dalam orde milivolt dengan tegangan input E = 12 Volt. Pada rangkaian listrik sensor, selain menggunakan jembatan Wheatstone pastilah menggunakan penguat tegangan agar tegangan yang kecil ini diperbesar beberapa ratus kali dan kemudian dapat lebih mudah dibaca oleh alat ukur.

Adapun persamaan sederhana tegangan pada kabel AB jika jembatan Wheatstone tidak seimbang adalah sebagai berikut


Untuk aplikasinya pada sensor tentu saja tidak sesederhana seperti persamaan di atas, namun persamaan di atas secara sederhana menunjukkan jika resitansi sensor (Rx) berubah maka tegangan pada kabel AB juga berubah.

Berikut gambar yang dapat membantu memahami prinsip jembatan Wheatstone pada sensor resistif secara lebih gamblang.


Contoh kasus sederhana:
Jika suatu batang dengan modulus Young Y, resistansi mula-mulanya R, resistivitas ρ dan panjang mula-mula Ldijadikan strain gauge maka berapakah tegangan yang terbaca jika strain gauge tersebut dikenai gaya tarik sebesar F? Berapa pula faktor konversi strain gauge tersebut?
Asumsi: kita menggunakan jembatan Wheatstone dengan R1R2, dan R3 sebesar R. Tidak ada perubahan luas penampang strain gauge selama dikenai gaya. Tegangan input sebesar E.




Kita cari tahu dulu berapa panjangnya sekarang (L’) karena tarikan gaya.
Dari definisi modulus Young yaitu perbandingan stress dengan strain bahan


didapatkan



Sekarang kita cari tahu besar resistansinya ketika strain gauge memanjang



Kita hitung tegangan listrik pada AB karena perubahan resistansinya (R’= Rx)


Akhirnya didapatkan




Faktor konversinya adalah hasil pembagian antara tegangan listrik yang muncul di AB dengan gaya yang menyebabkan munculnya tegangan listrik tersebut.




Artinya, dengan faktor konversi ini, jika strain gauge kita diberi gaya tarik sebesar F = 1000 newton, maka tegangan yang muncul adalah sebesar